26.6 C
Kediri
Friday, June 9, 2023

Pengamat Ekonomi Minta Pemkot Kediri Waspadai Penimbunan BBM

KOTA, JP Radar Kediri-Antrean mengular pembeli BBM di sejumlah SPBU selama beberapa hari terakhir jadi catatan pengamat ekonomi. Meski hal tersebut tidak lagi terjadi kemarin, mereka meminta Pemkot Kediri mewaspadai adanya aksi penimbunan BBM. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, satuan tugas khusus atau tim pemkot diminta aktif memantau SPBU.

          Hal tersebut diungkapkan oleh Pengamat Ekonomi Kediri Subagyo. Pria yang juga Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas PGRI Nusantara itu menilai wajar fenomena pengendara menyerbu SPBU yang memiliki stok BBM bersubsidi. “Dalam kondisi seperti sekarang, yang perlu diwaspadai itu adanya aksi penimbunan,” kata Subagyo.

          Jika hal tersebut terjadi, kelangkaan BBM bisa semakin parah. Untuk mencegahnya, dia meminta tim atau satgas khusus dari Pemkot Kediri memantau penjualan tiap SPBU. Berdasar pengamat Jawa Pos Radar Kediri, saat kebutuhan solar meningkat, memang masih ada warga yang antre membeli menggunakan jeriken logam.

Baca Juga :  Bulog Jualan Beras di Pasar-Pasar, Ada Apa?

 “Untuk BBM subsidi, mereka yang mengantre menggunakan jeriken atau drum kecil wajib menunjukkan surat resmi pendukung dan tidak boleh dijual lagi,” terang Subagyo sembari meminta pemkot mewaspadai aksi penimbunan BBM oleh industri.

Lebih jauh Subagyo menegaskan, kelangkaan BBM akan membawa dampak lain yang lebih besar. Di antaranya, memicu harga kebutuhan pokok naik karena distribusi terganggu. Jika berlangsung jangka panjang, barang-barang tersebut bisa ikut langka. “Pembangunan fisik juga bisa ikut terganggu,” imbuhnya menyinggung aktivitas pembangunan yang pengangkutan material menggunakan kendaraan.

 Terpisah, Plt Kepala Bagian Perekonomi Kota Kediri Zachrie Ahmad memastikan stok BBM di Kota Kediri aman. Terkait antrean pembeli di sejumlah SPBU di Kota Kediri, menurut pria yang akrab disapa Ayik ini terjadi karena banyak pengendara dari luar daerah yang masuk ke Kota.

Disinggung permintaan pengamat agar tim atau satgas pemkot melakukan pengawasan ke SPBU, Ayik menyebut hingga saat ini masih belum ada satgas khusus BBM. Hanya saja, banyaknya kendaraan dari luar daerah yang masuk ke Kota Kediri menjadi catatan khusus pemkot. “Kami akan koordinasi dengan Pertamina. Salah satunya mengantisipasi panic buying dan penimbunan,” tegasnya.

Baca Juga :  Lho, Aturan Usaha Jasa Berbasis Online Masih Belum Jelas

          Pantauan koran ini kemarin, antrean panjang tidak lagi terjadi di beberapa SPBU kabupaten. Di antaranya di SPBU Putih, Gampengrejo yang jumlah pembelinya relatif normal. “Sudah normal, Mas. Tidak ada antre panjang seperti kemarin (6/4),” kata salah satu karyawan SPBU.

          Kondisi yang sama terlihat di SPBU Jimbun, Kandat. Saat koran ini mendatangi SPBU tersebut sekitar pukul 13.00, di sana juga tidak terlihat antrean. Hanya saja, hal itu terjadi karena stok pertalite dan solar bersubsidi di sana kosong. “Habis mulai hari ini tadi (kemarin, Red),” kata salah satu karyawan laki-laki di sana. (rq/syi/ut)

KOTA, JP Radar Kediri-Antrean mengular pembeli BBM di sejumlah SPBU selama beberapa hari terakhir jadi catatan pengamat ekonomi. Meski hal tersebut tidak lagi terjadi kemarin, mereka meminta Pemkot Kediri mewaspadai adanya aksi penimbunan BBM. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, satuan tugas khusus atau tim pemkot diminta aktif memantau SPBU.

          Hal tersebut diungkapkan oleh Pengamat Ekonomi Kediri Subagyo. Pria yang juga Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas PGRI Nusantara itu menilai wajar fenomena pengendara menyerbu SPBU yang memiliki stok BBM bersubsidi. “Dalam kondisi seperti sekarang, yang perlu diwaspadai itu adanya aksi penimbunan,” kata Subagyo.

          Jika hal tersebut terjadi, kelangkaan BBM bisa semakin parah. Untuk mencegahnya, dia meminta tim atau satgas khusus dari Pemkot Kediri memantau penjualan tiap SPBU. Berdasar pengamat Jawa Pos Radar Kediri, saat kebutuhan solar meningkat, memang masih ada warga yang antre membeli menggunakan jeriken logam.

Baca Juga :  Menang Sekali, Peringkat Persik Kediri Naik

 “Untuk BBM subsidi, mereka yang mengantre menggunakan jeriken atau drum kecil wajib menunjukkan surat resmi pendukung dan tidak boleh dijual lagi,” terang Subagyo sembari meminta pemkot mewaspadai aksi penimbunan BBM oleh industri.

Lebih jauh Subagyo menegaskan, kelangkaan BBM akan membawa dampak lain yang lebih besar. Di antaranya, memicu harga kebutuhan pokok naik karena distribusi terganggu. Jika berlangsung jangka panjang, barang-barang tersebut bisa ikut langka. “Pembangunan fisik juga bisa ikut terganggu,” imbuhnya menyinggung aktivitas pembangunan yang pengangkutan material menggunakan kendaraan.

 Terpisah, Plt Kepala Bagian Perekonomi Kota Kediri Zachrie Ahmad memastikan stok BBM di Kota Kediri aman. Terkait antrean pembeli di sejumlah SPBU di Kota Kediri, menurut pria yang akrab disapa Ayik ini terjadi karena banyak pengendara dari luar daerah yang masuk ke Kota.

Disinggung permintaan pengamat agar tim atau satgas pemkot melakukan pengawasan ke SPBU, Ayik menyebut hingga saat ini masih belum ada satgas khusus BBM. Hanya saja, banyaknya kendaraan dari luar daerah yang masuk ke Kota Kediri menjadi catatan khusus pemkot. “Kami akan koordinasi dengan Pertamina. Salah satunya mengantisipasi panic buying dan penimbunan,” tegasnya.

Baca Juga :  Dapati Sapi yang Beleken

          Pantauan koran ini kemarin, antrean panjang tidak lagi terjadi di beberapa SPBU kabupaten. Di antaranya di SPBU Putih, Gampengrejo yang jumlah pembelinya relatif normal. “Sudah normal, Mas. Tidak ada antre panjang seperti kemarin (6/4),” kata salah satu karyawan SPBU.

          Kondisi yang sama terlihat di SPBU Jimbun, Kandat. Saat koran ini mendatangi SPBU tersebut sekitar pukul 13.00, di sana juga tidak terlihat antrean. Hanya saja, hal itu terjadi karena stok pertalite dan solar bersubsidi di sana kosong. “Habis mulai hari ini tadi (kemarin, Red),” kata salah satu karyawan laki-laki di sana. (rq/syi/ut)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/